Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebaikan
sebagai Pemimpin
CGP Angkatan 11 Kabupaten Bantul
Nama :
Diah Mulyaningsih, S.Pd.
Instansi : SMP Negeri 1 Banguntapan
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)" -Bob Talbert-
Dari
kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda
pelajari saat ini?
Pendidikan
itu bukan sekadar mengajar, tetapi menuntun anak untuk memperoleh keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun anggota
masyarakat. Dalam proses pendidikan, mengajar dengan penyampaian materi tentu
penting, tetapi lebih penting untuk mendidik anak berkaitan dengan karakter
sehingga mereka dapat hidup di msayarakat dengan damai, bermanfaat bagi
sekitar, dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. Jika sekadar mengajar materi,
saat ini sudah banyak sumber-sumber belajar seperti buku, ebook,
internet dan lain sebagainya untuk bisa belajar secara mandiri, tetapi tentang
penguatan karakter untuk menyiapkan anak-anak siap menghadapi kehidupan dengan
baik, perlu bimbingan dan teladan dari guru yang tentu tidak bisa digantikan
oleh buku atau mesin. Oleh karena itu, guru harus selalu berperan sesuai dengan
patrap triloka KHD yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa,
tutwuri handayani.
Bagaimana
nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan
keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Dalam
pengambilan keputusan kita harus menerapkan dasarnya yaitu berdasarkan
nilai-nilai kebajikan universal, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada
murid. Jadi, seorang guru hendaknya berupaya menanamkan karakter dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan universal dan memperhatikan kebutuhan
setiap peserta didik.
Bagaimana
Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses
pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Dalam
pengambilan keputusan, saya akan memperhatikan 3 dasar, 4 paradigma, 3 prinsip,
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya juga akan melakukan
coaching sehingga coachee dapat menemukan solusi atas masalahnya sendiri dan
mengembangkan potensinya.
Education
is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Dari
kutipan diatas, menurut saya pendidikan itu bukan sekadar mengarkan materi
tetapi lebih pada penguatan karakter anak untuk mempersiapkan kehidupannya
kelak yang selamat dan Sejahtera, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Jika sekadar menyampaikan materi belajar, saat ini sudah banyak
sumber-sumber belajar seperti buku, ebook, internet dan lain sebagainya.
Namun, untuk penguatan karakter perlu bimbingan dan teladan dari guru maupun
orang tua. Maka pendidikan penting untuk menuntun anak mengembangkan potensi
dirinya agar menjadi manusia yang beradab sehingga kehidupannya akan damai dan
sejahtera.
Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Seorang
pemimpin pembelajaran perlu memperhatikan filosofi Ki Hajar Dewantara
yakni ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tutwuri
handayani. Seorang pemimpin harus bisa menempatkan diri sebaik dan
sebijak mungkin. Pemimpin harus bisa menjadi teladan atau contoh bagi siapa
saja, khususnya murid dan lingkungan. Selanjutnya, pemimpin sebagai bagian dari
organisasi atau komunitas perlu turut menggerakkan untuk melaksanakan keputusan
yang telah dibuat. Pada kesempatan lain, pemimpin juga perlu menjadi motivator
dan pendorong bagi murid maupun rekan-rekan dan lingkungan untuk melaksanakan
berbagai keputusan yang telah dibuat. Dengan patrap triloka, diharapkan
pengambilan keputusan selalu berpihak pada murid.
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita akan menentukan cara pandang terhadap situasi
yang dihadapi hingga keputusan yang diambil. Dalam pengambilan keputusan, kita
harus berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan tentu berpengaruh
pada 3 prinsip yang dapat diambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based
Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Misalnya, guru yang
memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian cenderung akan
memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).
Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk
pada peraturan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based
Thinking). Guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi
cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).
Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah
ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’
yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam
materi pengambilan keputusan yang dipelajari ada kaitan dengan kegiatan
coaching yang pernah dilakukan pada modul sebelumnya. Jika pada proses coaching
kita membantu agar coachee dapat membuat keputusannya secara mandiri, maka
dalam modul 3.1 ini kita merefleksi apakah keputusan yang dibuat sudah
berdasarkan nilai-nilai kebjikan universal, dapat dipertanggungjawabkan, dan
berpihak pada murid. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini, kita perlu
memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengujian dan
pengambilan keputusan yang tentu akan menghasilkan keputusan terbaik.
Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Dalam
pengambilan keputusan, seorang guru harus memiliki kestabilan sosial dan
emosional karena tentu akan berpengaruh saat mengambil keputusan, khususnya
masalah dilema etika. Guru perlu mindfullness sebelum mengambil
keputusan agar tidak gegabah. Guru juga perlu berempati terhadap orang lain dan
berkolaborasi agar dapat memeroleh data dan fakta yang diperlukan relevan
dengan kasus yang bergubungan dengan dilema etika. Pada akhirnya, guru yang
memiliki kompetensi sosial emosional akan mampu mengambil keputusan yang
bertanggung jawab bagi dirinya maupun lingkungannya.
Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai
yang dianut seorang guru akan menuntunnya dalam membuat keputusan yang baik.
Jika seorang guru meyakini berbagai nilai-nilai kebajikan merupakan bagian
dalam dirinya maka dipastikan itu akan menjadikan dirinya sebagai sosok yang
memiliki integritas dan bertanggung jawab. Jika nilai-nilai yang dianutnya
nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar, dan dapat
dipertanggung jawabkan. Begitupun sebaliknya, jika nilai-nilai yang dianutnya
tidak sesuai dengan kaidah moral, agama, dan norma, maka keputusan yang
diambilnya lebih cenderung bermuara pada kebenaran menurut versi pribadi.
Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga
dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan sehingga
dapat dengan jelas membedakan antara dilemma etika ataukah bujukan moral.
Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat
mengakomodasi kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua
pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.
Pengambilan
keputusan yang tepat akan berdampak terhadap sekolah ke arah yang lebih baik.
Keputusan harus memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif,
jika mungkin tidak ada dampak negatif. Suatu keputusan harus berlandaskan
nilai-nilai kebajikan, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid. Dengan
landasan tersebut, kita akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif,
aman, dan nyaman bagi seluruh warga sekolah.
Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Tantangan
di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika antara lain menyamakan frekuensi berbagai pandangan
bahwa kasus dilema etika perlu disikapi dengan bijak dan cepat agar tidak
merembet ke mana-mana. Selain itu, perasaan tidak enak yang timbuk karena tidak
dapat memuaskan semua pihak. Dengan mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan
dapat meminimalisasi rasa tidak nyaman sehingga keputusan yang diambil dapat
diterima oleh semua pihak.
Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan
keputusan yang kita ambil berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita. Kita memetakan kebutuhan murid lalu memenuhi kebutuhan
tersebut dengan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengoptimalkan potensi. Pengambilan
keputusan yang tersebut mendukung Merdeka Belajar pada murid agar dapat belajar
tanpa paksaan, sesuai minat atau tanpa paksaan manapun. Ini tentu menjadi
harapan kita bahwa murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing. Semua
pengambilan keputusan harus berpihak pada murid. Guru memfasilitasi serta
membantu mengembangkan bakat dan minat yang sudah ada.
Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan
yang diambil seorang pemimpin pembelajaran akan berdampak, baik jangka pendek
maupun jangka panjang bagi murid. Maka keputusan yang diambil harus benar,
bijak, dan tepat melalui analisis dan pengujian. Misalnya, dalam pembelajaran yang
kita laksanakan, jika berhasil tentu murid akan aman nyaman dan bahagia. Dengan
begitu, ilmu yang didapatkan akan bermanfaat hingga di kemudian hari. Begitu
juga dengan penguatan karakter yang kita laksanakan, itu adalah suatu keputusan
dari guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu akan berdampak baik bagi murid.
Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini
dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik
dari pembelajaran modul materi ini adalah pentingnya pemimpin mempertimbangkan
berbagai hal, khususnya 4 paradigma, 3 prinsip, dan melaksanakan 9 pengambilan
dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang
terbaik. Tentu dalam pengambilan keputusan berlandaskan 3 hal yakni berdasarkan
nilai-nilai kebajikan, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid.
Adapun keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya antara lain bahwa sebagai pemimpin pembelajaran kita harus menjadi
pamong yang menuntun murid untuk mengembangkan potensinya untuk mencapai
kebahagiaan (modul 1.1). Sebagai pamong, guru penggerak harus memiliki
peran berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan invatif
(modul 1.2). Dalam pengambilam keputusan, guru akan berpihak pada murid dan
harus mandiri serta reflektif. Setiap keputusan yang diambil direfleksikan
secara mandiri untuk memastikan dampak positif dari keputusan yang telah
diambil. Dalam perannya sebagai pemrakarsa perubahan, guru perlu menyusun visi
yang berorientasi ke depan dengan langkah BAGJA (modul 1.3). Visi tersebut akan
terwujud tentu dengan budaya positif di sekolah. Adanya keyakinan kelas,
penerapan segitiga restitusi akan mewujudkan budaya positif (modul 1.4).
Selanjutnya, dalam pengambilan keputusan untuk melaksanakan pembelajaran yang
berorientasi pada murid di antaranya memenuhi kebutuhan murid dengan pembelajaran
berdiferensiasi (modul 2.1). Perlu dilaksanakan tes awal untuk memetakan
dan menyiapkan rencana pembelajaran yang sesuai kebutuhan belajar murid. Sebagai
pemimpin pembelajaran juga perlu kompetensi sosial emosional (modul
2.2). KSE ini meliputi Kesadaran diri, Manajemen diri, Kesadaran Sosial,
Keterampilan Berelasi, dan Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab. Dalam
penyelesaian masalah seseorang harus hadir sepenuhnya (mindfullness)
sehingga fokus menjadi baik dan keputusan yang diambil berdampak positif.
Dampak
positif dapat diperoleh dari proses coaching yang baik, di mana coach sebagai
mitra yang membantu coachee untuk meningkatkan performa kerja, menemukan solusi
atas permasalahannya, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam
pembelajaran utamanya, peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan
melalui supervisi akademik (modul 2.3).
Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Dalam
membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus berlandaskan 3 hal yaitu
nilai-nilai kebajikan, bisa dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid.
Nilai-nilai kebajikan ini digunakan untuk mengenali dua kasus yang bernilai
benar lawan benar. Prinsip yang digunakan diantaranya ends-based
thinking, rule-based thinking, dan care-based thinking. Dengan
berbagai macam pertimbangan dan langkah-langkah diharapkan hasil yang diperoleh
merupakan keputusan terbaik dengan memaksimalkan dampak positif. Hal yang tidak
terduga diluar dugaan adalah melalui komunikasi dan kolaborasii maka
pengambilan keputusan dapat lebih maksimal sehingga komunikasi dan kolaborasi
sangatlah penting.
Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Saya
pernah mengambil keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema. Sebelumnya,
saya mengambil keputusan tanpa melakukan langkah-langkah pengujian. Sekarang,
saya lebih mantap dalam pengambilan keputusan karena sudah melalui langkah-langkah
pengujian hingga mempertimbangkan dampaknya.
Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi
pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran modul ini?
Setelah
mempelajari kosep ini, perubahan cara pandang saya adalah bahwa sebelum
mengambil keputusan perlu adanya pengujian agar keputusan yang dihasilkan
adalah yang terbaik. Perubahan yang terjadi yaitu dengan mengikuti 9 langkah, 4
paradigma, dan 3 prinsip sehingga keputusan menjadi lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Menurut
saya penting dalam mempelajari topik modul ini karena memberikan pemahaman yang
komprehensif untuk dapat mengambil keputusan baik secara individu maupun
sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui modul ini saya memahami cara membuat
keputusan yang baik dengan menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil
sebuah keputusan. Dengan menggunakan langkah-langkah ini maka keputusan yang
saya ambil akan jauh lebih baik daripada sebelum mempelajari modul ini.