Jumat, 22 April 2022

Terima Kasih, Ramadan: Catatan Perjalanan 5

 Terima Kasih, Ramadan: Catatan Perjalanan 5

Tuhan, izinkan aku kali ini menuliskan cerita perjalanan hidupku yang telah terlewati selama satu tahun ke belakang ini. Sebuah perjalanan yang tentunya tidak begitu saja berlalu dengan mudah. Bahkan, terkadang aku merasa lelah dan hampir menyerah. Setahun ini berlalu dengan jalan yang penuh dengan liku-liku. Dimulai dengan kondisi pandemi yang tak kunjung usai, kegiatan belajar mengajar di sekolah yang masih banyak dilakukan secara daring, bahkan puncaknya ketika covid-19 menyerang Bapak beberapa waktu usai lebaran yang lalu, itu adalah saat yang paling berat, terus melekat dalam ingatanku hingga detik ini bagaimana crowded-nya situasi dan kondisi rumah sakit ketika itu. Setiap hari hati ini dipenuhi dengan ketakutan dan hanya bisa terisi dengan air mata yang terus berlinang.

Aku bersyukur kepada-Mu, ternyata Engkau masih memberi kesempatan kepada keluargaku untuk kembali utuh seperti dahulu. Namun, kondisi tak selesai sampai di situ. Beberapa bulan setelahnya aku sering mengeluhkan kondisi tubuhku yang terus saja bergejolak tak menentu. Di antara kescemasanku, aku memberanikan diri untuk memeriksakan diri ke rumah sakit di mana rumah sakit itulah yang senantiasa mengingatkanku pada hal yang teramat menyedihkan beberapa waktu sebelumnya. Melalui serangkaian tes yang dilakukan, dokter pun mengatakan bahwa aku terkena Cystitis atau Infeksi Saluran Kencing. Hal itu membuatku harus melakukan rawat jalan hingga akhirnya aku dinyatakan sembuh. Sungguh, Tuhan, itu semua menguras segala kesedihan di hatiku.

Aku bersembunyi di balik tawa yang terus saja mengembang. Namun, hatiku terasa perih, Tuhan. Dan masalah-masalah yang terus saja terjadi yang tak dapat kutuliskan di sini. Tuhan, dalam beratnya masa perjuangan, Engkau memberiku ruang melalui sebuah kesempatan terkait perjalanan karier yang selama ini kutekuni. Karena kasih-Mu lah aku berhasil membuktikan bahwa aku mampu berada di titik ini. Aku mampu bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan apa yang selama ini banyak diidamkan oleh setiap orang. Jika bukan karena Engkau, aku tak akan pernah berhasil. Dan tentu saja satu hal yang tak akan pernah kulupa, doa ibuku yang tak pernah putus untukku. Tanpanya aku tak akan pernah mendapatkan kekuatan.

Tuhan, di hari baik dan bulan nan baik juga pada bulan Ramadan, Engkau telah memberikan anugerah yang selama ini aku impikan. Sungguh, Tuhan, kali ini aku ingin menangis sekuat hati di hadapan-Mu. Bukan lagi menangisi kelemahanku, melainkan menangis atas rasa syukur tak terkira atas kasih-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berharap Engkau memberikanku hati nan lapang, mengasah segala kekuatannya dalam menghadapi setiap persoalan, diberi keluasan hati agar sabar dalam menjalani setiap inchi kehidupan, mampu tegar dalam menatap masa depan, memiliki keikhlasan dalam setiap hal yang terjadi dalam kehidupan, serta terangkat derajat kehidupanku ke depan.

Aku berjanji pada-Mu, Tuhan, apa yang telah Engkau berikan padaku ini akan kujalani dengan sepenuh hati, hingga tiada lagi tangisan meratapi apa yang telah dan sedang terjadi, berganti dengan tangisan syukur bahwa aku masih bisa berada di titik ini karena Engkau percaya aku mampu melaluinya kini, esok, ataupun nanti.

Terima kasih, Ramadan Kareem, 1443 H tahun 2022 ini. Denganmulah aku kembali bisa menenangkan hati dari segala risau yang selama ini terjadi. Izinkan aku kembali menemuimu di tahun-tahun yang akan datang, Ramadan.