Sabtu, 01 Agustus 2020

Puisi "Senandung Sepertiga Malam"

Ingin keberlari sekuat tenaga dari masa lalu

Namun aku tak mampu

Ingin kumelupakan segenap bayang yang membelenggu

Namun tubuhku kelu, lidahku kaku

 

Terkungkung pada seutas harapan

Nan tiada pernah menjadi kenyataan

Terkoyak luka berbalut kesedihan

Semata semacam pengkhianatan

 

Dalam sepi hancur hati

Luka terbujur sakitnya panjang terulur

Ingatan berpagu dalam drama hari lalu

Kepala tersandar di pundak nan kaku

 

Pukul tiga lewat tujuh

Embun turun menitik ke ubun-ubun

Membangunkan mata nan terpejam

Membuyarkan mimpi-mimpi nan tertanam

 

Pada seutas sajadah

Aku mendesah

Berkeluh kesah

Dalam resah

 

Mengurai baris demi baris peristiwa

Hingga utuh menjadi kesatuan cerita

Menyisakan sebuah tanya

Mana kala kan kutemui jawabnya

 

Hingga fajar tiba di balik jendela

Jatuhkan pelita terangi semesta

Kudapati keteduhan jiwa

Hadiah terindah dari Sang Pencipta