Tak terasa kini telah
sampai di penghujung ramadan 1442 H. Banyak sekali hal yang bisa dijadikan
hikmah atau pembelajaran dalam ramadan kali ini. Masih dalam suasana pandemi
Covid-19 seperti tahun lalu, di mana kegiatan-kegiatan dilaksanakan secara
terbatas. Namun, perlahan memasuki era new
normal. Dan, kegiatan keagamaan di bulan ramadan pun perlahan kembali
digalakkan.
Ya Rabb, betapa besar
nikmat tak terkira yang telah Engkau curahkan hingga aku mencapai ramadan kali
ini. Nikmat yang terkadang lupa untuk kusyukuri karena aku terlalu larut pada
hal-hal yang belum bisa kugapai. Aku melupakan apa yang telah Engkau beri. Seringkali
aku terlena pada hal-hal yang belum hakiki. Sungguh, kini di akhir ramadan ini
aku menyesali. Tatkala aku tersadar, ramadan sebentar lagi pergi.
Ya Allah, dalam usiaku
yang semakin dewasa ini ada banyak yang kini aku mengerti tentang hidup dan
kehidupan yang selama ini tak kupahami. Terima kasih telah memberikan banyak
pembelajaran hidup dari apa yang telah kujalani. Hari yang kini kian berganti
membuatku semakin berserah pada-Mu dengan segala keihklasan hati. Perlahan tapi
pasti, ternyata kurasakan hati yang begitu damai dengan berserah sepenuhnya
pada-Mu tentang takdir dalam hidupku, tentang apa yang kelak akan terjadi
padaku di kehidupan mendatang, juga tentang duri-duri tajam yang kelak akan
menghalau setiap langkah dalam menggapai tujuan. Aku percaya bahwa setiap
hamba-Mu hidup dengan takdirnya sendiri-sendiri. Dan tidak akan ada yang bisa menguatkan
atau bahkan menyelamatkan diri sendiri selain kekuatan doa dan zikir yang
sepenuhnya tertuju pada-Mu.
Tuhan, pancarkanlah cahaya dari-Mu untukku agar aku tak selalu mengeluh dan lebih mensyukuri nikmat-nikmat dari-Mu. Aku percaya Engkau telah sediakan kasih sayang bagi setiap hamba-Mu tanpa Kau bedakan. Jangan biarkan hati ini larut dalam kesedihan yang tak bertepi. Namun, biarkan aku percaya akan rahmat yang Engkau beri.
Tuhanku, aku berharap masih
diberi kesempatan bertemu dengan ramadan-ramadan di masa yang akan datang. Merasakan
kembali bulan nan agung, bulan yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang
begitu mendamaikan. Namun, sekiranya ini menjadi ramadan yang terakhir bagiku,
izinkanlah aku dengan waktu yang sedikit ini agar bisa hidup di jalan-Mu dengan
lebih baik lagi, juga agar lebih bermanfaat untuk orang-orang di sekitarku. Semoga
aku termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat-Mu. Dalam keheningan,
itulah doaku.
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu
‘anni’
“Ya
Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah
diriku.”